Sunday, July 8, 2018

Peran Guru Bimbingan Konseling Dalam Mengatasi Kecendrungan Perilaku Agresif Peserta Didik (JURNAL REVIEW)


TUGAS MANDIRI
“(JURNAL REVIEW)


Review  Jurnal  Bimbingan dan Konseling
PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI
KECENDERUNGAN PERILAKU AGRESIF PESERTA DIDIK DI SMKN 2
PALANGKA RAYA TAHUN PELAJARAN 2014/2015







Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Mandiri Yang di Wajibkan Dalam Mengikuti Perkuliahan Bimbingan dan Konseling
OLEH:
YESI FITRIANI
(1602050066)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADYAH SUMATERA UTARA 
TAHUN 2018



BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Sekolah sarana tempat menimba ilmu bagi siswa. Disekolah banyak hal yang dapat dilalui oleh seorang siswa selain hanya untuk menimba ilimu. Secara umum, pembelajaran bertujuan untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, pengembangan sikap yang merupakan tanggung jawab dan tugas utama seorang guru. Selain mengikuti proses belajar mengajar disekolah, siswa tentunya juga menemui berbagai persoalan yang dihadapi disekolah tempat mereka menuntut ilmu tersebut. Dalam kelangsungan perkembangan dan pertumbuhan anak didik, berbagai pelayanan di selenggarakan. Masing-masing pelayanan itu memiliki peran yang sangat berguna dan bermanfaat untuk memperlancar dan memberikan beak positive dalam proses perkembangan anak didik, khususnya dalam bidang tertentu yang menjadi fokus pelayanan yang dimaksud. Sebagai contoh peran guru dalam pelayanan pendidikan adalah mengajar, mendidik dan membimbing para siswa untuk memperoleh ilmu yang bermanfat dan dapat menggapai cita-cita yang di inginkan.Untuk itu disetiap sekolah diperlukan adanya bimbingan dan konseling untuk siswa
Secara umum bimbingan konseling merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seorang konselor atau seorang guru pembimbing atau guru biasa yang melaksanakan tugas sebagai pembimbing dikelas. Untuk memberikan bantuan kepada siswa dalam mengatasi berbagai permasalahan yang terkait belajar atau masalah lain yang turut mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal ini diperlukan karena setiap pelaksanaan proses pembelajaran pasti menemukan hambatan ataupun permasalahan, baik yang terkait dengan proses pembelajaran ataupun peserta didik yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Oleh sebab itu, program pemberian layanan bantuan kepada peserta didik merupakan upaya membantu siswa untuk mencapai perkembangannya secara optimal, melalui interaksi yang sehat dengan lingkungannya. Hal inilah yang menjadi sangat urgen tugas bimbingan konseling yang menjadi tanggung jawab bimbingan dan konselor bahkan juga guru dalam pelaksanaan bimbingan konseling.



B.     Tujuan Jurnal Review

1.      Mereview kembali tentang apa saja peranan dari bimbingan dan konseling disekolah
2.      Mereview mengenai bagaimana dalam mengatasi kecendrungan prilaku agresif pada anak
3.      Untuk mengetahui apa saja metode dan teknik yang diterapkan dalam mengatasi perilaku agresif tersebut

C.     Manfaat Jurnal Review

1.      Mendapatkan fgambaran mengenai apa saja peranan Bimbingan Konseling di sekolah
2.      Mengetahui secara jelas mengenai apa yang dimaksud dengan perilaku agresif anak
3.      Mengetahui cara mengatasi perilaku agresif anak yang berlebihan agar ditemukan solusi yang dapat di jadikan acuan.













BAB II
RINGKASAN ISI JURNAL
1.     Identitas Jurnal
Judul Jurnal                             : Peran guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi
              kecenderungan perilaku agresif peserta didik di smkn 2
             palangka raya tahun pelajaran 2014/2015
Penulis                                    :  Andi Riswandi Buana Putra
Asal Jurnal                   : FKIP Universitas Muhammadiyah Palangkaraya Program Studi        Bimbingan dan Konseling
Tersedia dalam            : Jurnal Konseling GUSJIGANG
   Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN 2460-1187

2.      Ringkasan Isi Jurnal

Bimbingan dan konseling merupakan salah satu unsur terpadu dalam keseluruhan program pendidikan di lingkungan sekolah. Dengan demikian bimbingan dan konseling merupakan salah satu tugas yang seyogyanya dilakukan oleh setiap tenaga pendidikan yang bertugas di sekolah tersebut. Bimbingan dapat diartikan sebagai proses bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman diri dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimal kepada sekolah, keluarga, serta masyarakat.
Pada masa ini remaja mengalami perkembangan mencapai kematangan fisik, mental, sosial, dan emosional. Masa ini biasanya dirasakan sebagai masa yang sulit, baik bagi remaja sendiri maupun bagi keluarga atau lingkungannya. Seiring dengan perubahan yang dialami remaja mereka cenderung menonjolkan perilaku yang tidak stabil.
Ada dua tipe agresif pada siswa yaitu :
1.      Agresif verbal
2.       Agresif non Verbal
Agresif verbal seperti menghina memaki, marah, dan mengumpat, sedangkan untuk perilaku agresif non verbal atau bersifat fisik langsung seperti memukul, mencubit, menendang, mendorong, ataupun menjambak. Untuk mengatasi perilaku tersebut maka peran guru BK sangatlah penting di sekolah.


1. Peran Guru Bimbingan dan Konseling
            Peran yang harus dimiliki guru yaitu : peralatan, tenaga, penyelengara
maupun aktivitas-aktivitas lainya Sumber dari guru bimbingan dan konseling atau konselor yang ditemukan oleh Salahudin
(2010: 206 ) antara lain :
a. Mengadakan penelitian ataupun observasi terhadap situasi atau keadaan sekolah, baik mengenai
 b. Kegiatan penyusunan program dalam bidang bimbingan pribadi sosial, bimbingan belajar,
bimbingan karirserta semua jenis layanan termasuk kegian pendukung yang dihargai sebanyak 12 jam.
c. Kegiatan melaksanakan dalam pelayanan bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan
belajar, bimbingan karir serta semua jenis layanan termasuk kegiatan pendukung yang dihargai sebanyak 18 jam.
d. Kegiatan evalusai pelaksanaan layanan dalam bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, bimbingan karir serta semua jenis layanan termasuk kegiatan pendukung yang dihargai sebanyak 6 jam.
e. Menyelengarakan bimbingan terhadap siswa, baik yang bersifat preventif, perservatif maupun yang bersisifat korektif atau kuratif.
f. Sebagaimana guru mata pelajaran, guru pembimbing atau konselor yang membimbing 150 orang siswa dihargai sebanyak 18 jam, sebaliknya dihargai sebagai bonus


2. Perilaku Agresif
              Istilah agresi sering kali disama artikan dengan agresif. Agresif adalah kata sifat dari agresi. Istilah agresif sering kali digunakan secara luas untuk menerangkan sejumlah besar tingkah laku yang dimiliki dasar motivasional yang berbeda-beda dan sama sekali tidak mempresentasikan agresif atau tidak dapat disebut agresif dalam pengertian yang sesungguhnya. Agresif menurut Baron (dalam Kulsum, 2014:241) adalah “Tingkah laku
yang dijalankan oleh individu dengan tujuan melukai atau mencelakakan individu lain”
               Penjelasan-penjelasan pengertian perilaku agresif yang telah diuraikan oleh beberapa ahli tersebut pada akhirnya dapat memberikan pemahaman tersendiri, yakni perilaku agresif adalah suatu tindakan sengaja dengan maksud menyerang yang dapat menyakiti
seseorang baik itu fisik maupun mental.
                  Perilaku agresif pada remaja terjadi karena banyak faktor yang menyebabkan, mempengaruhi, atau memperbesar peluang munculnya, seperti faktor biologis, temperamen yang sulit, pengaruh pergaulan yang negatif, penggunaan narkoba, pengaruh tayangan
kekerasan, dan lain sebagainya.
                 Selanjutnya, Bandura (dalam Feist, 2008:226) menyatakan bahwa : “Perilaku agresif didapatkan melalui observasi dari orang lain, pengalaman langsung dengan penguatan negatif dan positif, latihan atau instruksi dan keyakinan yang abstrak”. Dampak dan pengaruh yang paling sering terjadi dari perilaku agresif peserta didik adalah sulitnya untuk
bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya karena cenderung dijauhi atau dikucilkan oleh teman-temannya sehingga proses perkembangannya terganggu dan ditakutkan akan semakin bersikap agresif, terganggunya proses belajar mengajar peserta didik sehingga
ia kurang optimal dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh guru disekolah.
           
3. Mengatasi Perilaku Agresif
Menurut Koeswara (dalamKulsum, 2014:278), cara atau teknik  sebagai langkah konkret yang dapat diambil untuk mencegah kemunculan atau berkembangnya tingkah laku agresif
adalah sebagai berikut:
a. Penanaman moral merupakan langkah yang paling tepat untuk mencegah kemunculan tingkah laku agresi.
b. Pengembangan tingkah laku nonagresi. Untuk mencegah berkembangnya tingkah laku
agresi, yang perlu dilakukan adalah mengembangkan nilai-nilai yang mendukung perkembangan tingkah laku nonagresi, dan menghapus atau setidaknya mengurangi nilainilai yang mendorong perkembangan tingkah laku agresi.
c. Pengembangan kemampuan memberikan empati. Pencegahan tingkah laku agresi bisa dan perlu menyertakan pengembangan kemampuan mencintai pada individu-individu. 
            Jika orang tersebut percaya bahwa mereka mampu mengendalikan hidup untuk tidak berperilaku agresif maka dinamakan internal locus of control. Sesuai dengan pendapat yang
dikemukakan oleh Rotter (dalam Hadi, 2012:88) menyatakan bahwa : “Orangorang dengan internal locus of control percaya bahwa mereka bertanggung jawab atas hasil-hasil dalam hidup mereka dan tidak ada yang bisa menahan mereka selain diri mereka sendiri”
            Pada jurnal tersebut, menggunakan metode penelitian dengan  pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus yang juga memiliki kesesuaian dengan fokus penelitian yang pada hakikatnya mencari tahuperan guru BK dalam melaksanakan layanan bimbingan kelompok untuk  meningkatkan penyesuaian diri siswa. Untuk memperoleh data yang obyektif dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah diperlukan metode, yang mampu mengungkapkan data seperti melalui observasi,wawancara, dokumentasi, dan sebagainya.
            Analisis data dalam penelitian ini, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Analisis data dalam penelitian ini meliputi reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini, dilakukan dengan cara Kredibilitas, Transferabilities,
Dependabilitas, dan Konfirmabilitas.
            Perilaku agresif yang ditunjukkan peserta didik adalah biasanya dalam bentuk perilaku agresif verbal dan fisik. Dalam bentuk perilaku agresif verbal, biasanya peserta didik menunjukkannya dengan menganggap dirinya lah yang paling benar, melontarkan kata-kata yang tidak baik untuk mempertahankan kelemahannya, menyindir teman dengan tujuan untuk menyakiti hati dan perasaan orang lain, membentak dan memarahi orang lain didepan orang banyak sehingga tidak jarang membuat orang lain tersinggung, sedangkan untuk perilaku
agresif fisik ditunjukkan dengan menggangu teman yang sedang mengerjakan tugas, melakukan tindakan fisik seperti mencubit, memukul, mendorong, dan menarik-narik baju teman, terlibat perkelahian, serta melampiaskan rasa marah dengan memukul meja atau fasilitas kelas.
Selanjutnya, karena kurangnya pengawasan, perhatian dan kasih sayang dari orang tua sehingga anak cenderung  merasa ia dapat melakukan apapun yang ia inginkan tanpa merasa takut ditegur dan dimarahi. Ada beberapa peserta didik yang tidak tinggal bersama orang tuanya dan bahkan ada yang bercerai. Keadaan  ini lah yang memicu peserta didik berperilaku memberontak dan berbuat seenaknya karena merasa tidak diperhatikan dan di awasi secara penuh oleh orang tua.           
            Pada jurnal tersebut disimpulkan bahwa, Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan, diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Penyebab dari perilaku agresif peserta sebagian besar karena karakter peserta didik yang keras dan cenderung mengangap bahwa perilaku yang mereka lakukan adalah sebuah kewajaran, mereka cenderung menganggap bahwa apa yang mereka lakukan hanya lah bentuk candaan yang tidak akan menyakiti perasaan dan fisik orang lain tanpa merpertimbangkan akibat dari perbuatan tersebut.
2. Peran guru Bimbingan dan Konseling dalam menurunkan perilaku agresif peserta didik cukup baik yaitu dengan memberikan konseling. Peserta didik yang menunjukkan perilaku kecenderungan perilaku agresif di panggil ke ruang BK, diberikan pengarahan dan nasehat agar dapat mengubah perilakunya tersebut, kemudian guru Bimbingan dan Konseling memberikan penjelasan bahwa perilaku yang peserta didik lakukan dapat menyakiti dan
merugikan orang lain maupun dirinya sendiri.













BAB III
PEMBAHASAN


A.Relevansi jurnal dengan topik Bimbingan Konseling
            Pada jurnal tersebut membahas mengenai cara mengatasi prilaku agresif pada anak. Perikau agresif sendiri dapat diartikan sebagai adalah suatu tindakan sengaja dengan maksud menyerang yang dapat menyakiti seseorang baik itu fisik maupun mental. Dilihat dari segi peran bimbingna konseling ittu sendiri adalah terkait dengan
pengembangan diri siswa yang sesuai dengan kebutuhan, potensi bakat, minat
dan kepribadian siswa disekolah. Selain itu bimbingan dan konseling terhadap siswa juga bertujuan sebagai salah satu wadah yang tepat untuk menyelesaikan permsalahan yang ada pada seorang siswa. Perilaku agresif yang dilakukan oleh sebagian siswa juga merupkan suatu masalah yang besar. Perlaku agresif tersebut tidak hanya berdampak pada dirinya saja melainkan juga berdampak pada orang orang disekitarnya (teman teman nya). Dampak dari hal tersebutlah yang seharusnya ditangani oleh guru bimbingan konseling.
            Jadi relevansi antara jurnal dengan bimbingan konseling sangat jelas karena perilaku agresif pada siswa tersebut juga merupakan suatu permasalahan yang diperlukan nya juga campur tangan pihak bimbingan dan konseling untuk memberikan arahan yang terbaik kepada siswa tersebut.


B.Pokok pokok pembahasan pada jurnal
            Pada jurnal tersebut juga dibahas mengenai cara penanganan siswa yang terlalu agresif disekolah. Berikut pokok pokok pembahasan bagaimana cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi perilaku agresif pada anak. Salah satu nya yaitu dengan  Penanaman moral merupakan yang merupakan langkah yang  paling tepat untuk mencegah kemunculan tingkah laku agresi. Selain itu untuk pengembangan tingkah laku
nonagresi. Untuk mencegah berkembangnya tingkah laku agresi, yang perlu dilakukan adalah mengembangkan nilai-nilai yang mendukung perkembangan tingkah laku nonagresi, dan menghapus atau setidaknya mengurangi nilainilai yang mendorong perkembangan tingkah laku agresi. Dan yang yang terakhir yaitu pengembangan kemampuan memberikan empati. Pencegahantingkah laku agresi bisa dan perlu  menyertakan pengembangan kemampuan mencintai pada individu-individu.


C.Kerangka pikir pada jurnal
            Pada jurnal tersebut kerangka pikir yang digunakan yaitu bagaiman cara yang terbaik yang dapat dilakukan agar perilaku agresif pada anak tersebut tidak dapat mengganggu anak anak yang lain sehingga diperlukan beberapa metode yang dilakukan salah satu nya metode yang dilakuan pada penelitian pada jurnal yang dijadikan direview ini. Beberapa pendekatan dan cara dilakukan untuk mengatasi periaku agresif yang berlebih pada siswa tersebut. Hal tersebut bertujuan agar teroptimalisasinya proses beljar dan mengajar disekolah tanpa adanya ketidaknyaman oleh siswa tersebut.














BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
           Berdasarkan jurnal yang dijadikan bahan review ini dapat disimpulkan bahwa perilaku agresif pada siswa adalah salah satu permasalahn yang harus ditangani oleh pihak bimbingan dan konseling. Periaku agresif yang berlebih pada anak, dapat mengakibatan hal hal yang tidak diinginkan. Seperti yang diketahui apabila seorang anka telah bersikap diluar kontrol dirinya tentu saja itu akan mengganggu orang orang disekitarnya untuk itu perlaku agresif yang berlebih ini perlu ditindaklanjuti.
            Beberapa tindakan seperti  penanaman moral pada anak, pengembangan tingkah lakuserta pengembangan kemampuan pada anak tersebut dapat menjadi suatu cara efektif dalam menyelesaikan permasalahan perilaku agresif pada anak ini. Serta, beberapa pendekatan yang telah dilakukan juga merupakan salah satu jalan keluar yang bisa dijadikan alternatif penyelesaian permasalahan tersebut. Karena pada dasarnya perilaku agresif tersebut diperoleh oleh seorang anak dikarenakan beberapa faktor yang memungkinkan terjadinya hal tersebut. Salah satu faktor yang paling bersar adalah kurangnya perhatian terhadapa anak tersebut sehingga menjadikan si anak over agresive dalam tingkah laku nya sehari hari. Hal itu dengan tujauan untuk mendapatkan respon lebih terhadap dirinya. Untuk itu dengan adanya bimbingan dan konseling agar menjadi suatu wadah yang tepat untuk menjadi sarana penampung permasalah perilaku agresif tersebut.

Saran
          Berdasarkan jurnal yang telah direview dalam segi keseluruhan isi jurnal sangat bagus dan sangat relevan dengan topik bimbingan dan konseling karena membahas mengenai perilaku agresif anak disekolah. Perilaku agresif tersebut juga merupakan salah sat permasalahan yang dapat ditangani oleh pihak bimbingan dan konseling disekolah.
            Sebagai saran untuk memperbaiki jurnal kedepannya sebaiknya diberikan himpunan data yang mencolok terhadap penelitian tersebut. Contohnya dengan menggunakan diagram atau tabel yang jelas terhadap sample yang diteliti serta memperlihatkan berapa persen persentase keberhasilan penggunaan metode tersebut dalam mengatasi perilaku agresif pada anak. Itu bertujuan agar penelitian yang diakukan dapat dilihat keberhasilannya secara lebih jelas. Aapakah metode yang dilakukan berhasil atau tidaknya. Tetapi secara keseluruhan jurnal tersebut sangan bagus dan sangat relevan dengan topik bimbingan dan konseling disekolah.


DAFTAR PUSTAKA




No comments:

Post a Comment

Peran Guru Bimbingan Konseling Dalam Mengatasi Kecendrungan Perilaku Agresif Peserta Didik (JURNAL REVIEW)

TUGAS MANDIRI “(JURNAL REVIEW) Review   Jurnal   Bimbingan dan Konseling PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI K...