TUGAS
MANDIRI
“(JURNAL REVIEW)
Review Jurnal Bimbingan dan Konseling
PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI
KECENDERUNGAN PERILAKU AGRESIF PESERTA DIDIK DI SMKN 2
PALANGKA RAYA TAHUN PELAJARAN 2014/2015
KECENDERUNGAN PERILAKU AGRESIF PESERTA DIDIK DI SMKN 2
PALANGKA RAYA TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Sumber jurnal : https://media.neliti.com/media/publications/107513-ID-peran-guru-bimbingan-dan-konseling-dalam.pdf
Disusun
Sebagai Salah Satu Tugas Mandiri Yang di Wajibkan Dalam Mengikuti Perkuliahan
Bimbingan dan Konseling
OLEH:
YESI
FITRIANI
(1602050066)
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADYAH SUMATERA UTARA
TAHUN
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah
sarana tempat menimba ilmu bagi siswa. Disekolah banyak hal yang dapat dilalui
oleh seorang siswa selain hanya untuk menimba ilimu. Secara umum, pembelajaran
bertujuan untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, pengembangan sikap yang
merupakan tanggung jawab dan tugas utama seorang guru. Selain mengikuti proses
belajar mengajar disekolah, siswa tentunya juga menemui berbagai persoalan yang
dihadapi disekolah tempat mereka menuntut ilmu tersebut. Dalam kelangsungan
perkembangan dan pertumbuhan anak didik, berbagai pelayanan di selenggarakan.
Masing-masing pelayanan itu memiliki peran yang sangat berguna dan bermanfaat
untuk memperlancar dan memberikan beak positive dalam proses perkembangan anak
didik, khususnya dalam bidang tertentu yang menjadi fokus pelayanan yang
dimaksud. Sebagai contoh peran guru dalam pelayanan pendidikan adalah mengajar,
mendidik dan membimbing para siswa untuk memperoleh ilmu yang bermanfat dan
dapat menggapai cita-cita yang di inginkan.Untuk itu disetiap sekolah
diperlukan adanya bimbingan dan konseling untuk siswa
Secara umum bimbingan
konseling merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seorang konselor atau seorang
guru pembimbing atau guru biasa yang melaksanakan tugas sebagai pembimbing
dikelas. Untuk memberikan bantuan kepada siswa dalam mengatasi berbagai
permasalahan yang terkait belajar atau masalah lain yang turut mempengaruhi
hasil belajar siswa. Hal ini diperlukan karena setiap pelaksanaan proses
pembelajaran pasti menemukan hambatan ataupun permasalahan, baik yang terkait
dengan proses pembelajaran ataupun peserta didik yang memiliki karakteristik
yang berbeda-beda. Oleh sebab itu, program pemberian layanan bantuan kepada
peserta didik merupakan upaya membantu siswa untuk mencapai perkembangannya secara
optimal, melalui interaksi yang sehat dengan lingkungannya. Hal inilah yang
menjadi sangat urgen tugas bimbingan konseling yang menjadi tanggung jawab
bimbingan dan konselor bahkan juga guru dalam pelaksanaan bimbingan konseling.
B.
Tujuan Jurnal Review
1.
Mereview kembali tentang apa saja
peranan dari bimbingan dan konseling disekolah
2.
Mereview mengenai bagaimana dalam
mengatasi kecendrungan prilaku agresif pada anak
3.
Untuk mengetahui apa saja metode dan
teknik yang diterapkan dalam mengatasi perilaku agresif tersebut
C.
Manfaat Jurnal Review
1.
Mendapatkan fgambaran mengenai apa saja
peranan Bimbingan Konseling di sekolah
2.
Mengetahui secara jelas mengenai apa
yang dimaksud dengan perilaku agresif anak
3.
Mengetahui cara mengatasi perilaku
agresif anak yang berlebihan agar ditemukan solusi yang dapat di jadikan acuan.
BAB
II
RINGKASAN
ISI JURNAL
1.
Identitas Jurnal
Judul Jurnal : Peran guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi
kecenderungan perilaku agresif peserta didik di smkn 2
palangka raya tahun pelajaran 2014/2015
kecenderungan perilaku agresif peserta didik di smkn 2
palangka raya tahun pelajaran 2014/2015
Penulis : Andi Riswandi Buana Putra
Asal
Jurnal : FKIP Universitas
Muhammadiyah Palangkaraya Program Studi Bimbingan dan Konseling
Tersedia
dalam : Jurnal Konseling GUSJIGANG
Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN 2460-1187
Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN 2460-1187
2. Ringkasan Isi Jurnal
Bimbingan dan
konseling merupakan
salah satu unsur terpadu dalam
keseluruhan program pendidikan di lingkungan
sekolah. Dengan demikian bimbingan dan
konseling merupakan salah satu
tugas yang seyogyanya dilakukan
oleh setiap tenaga pendidikan yang bertugas
di sekolah tersebut. Bimbingan
dapat diartikan sebagai proses bantuan
terhadap individu untuk mencapai
pemahaman diri dan pengarahan
diri yang dibutuhkan untuk melakukan
penyesuaian diri secara maksimal
kepada sekolah, keluarga, serta masyarakat.
Pada masa ini
remaja mengalami perkembangan
mencapai kematangan fisik,
mental, sosial, dan emosional. Masa ini biasanya
dirasakan sebagai masa yang sulit, baik
bagi remaja sendiri maupun bagi keluarga
atau lingkungannya. Seiring
dengan perubahan yang dialami remaja mereka
cenderung menonjolkan perilaku yang
tidak stabil.
Ada dua tipe agresif
pada siswa yaitu :
1. Agresif verbal
2. Agresif non Verbal
Agresif
verbal seperti menghina memaki, marah, dan mengumpat, sedangkan untuk perilaku agresif non verbal atau bersifat fisik langsung seperti memukul, mencubit, menendang, mendorong, ataupun menjambak. Untuk mengatasi perilaku tersebut maka peran guru BK sangatlah penting di sekolah.
1. Peran Guru Bimbingan
dan Konseling
Peran yang harus dimiliki guru
yaitu : peralatan, tenaga, penyelengara
maupun aktivitas-aktivitas lainya Sumber dari guru bimbingan dan konseling atau konselor yang ditemukan oleh Salahudin
(2010: 206 ) antara lain :
maupun aktivitas-aktivitas lainya Sumber dari guru bimbingan dan konseling atau konselor yang ditemukan oleh Salahudin
(2010: 206 ) antara lain :
a. Mengadakan penelitian ataupun observasi terhadap situasi atau keadaan sekolah, baik mengenai
b. Kegiatan penyusunan program dalam bidang bimbingan pribadi sosial, bimbingan belajar,
bimbingan karirserta semua jenis layanan termasuk kegian pendukung yang dihargai sebanyak 12 jam.
bimbingan karirserta semua jenis layanan termasuk kegian pendukung yang dihargai sebanyak 12 jam.
c. Kegiatan melaksanakan dalam pelayanan bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan
belajar, bimbingan karir serta semua jenis layanan termasuk kegiatan pendukung yang dihargai sebanyak 18 jam.
d. Kegiatan evalusai pelaksanaan layanan dalam bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, bimbingan karir serta semua jenis layanan termasuk kegiatan pendukung yang dihargai sebanyak 6 jam.
e. Menyelengarakan bimbingan terhadap siswa, baik yang bersifat preventif, perservatif maupun yang bersisifat korektif atau kuratif.
f. Sebagaimana guru mata pelajaran, guru pembimbing atau konselor yang membimbing 150 orang siswa dihargai sebanyak 18 jam, sebaliknya dihargai sebagai bonus
belajar, bimbingan karir serta semua jenis layanan termasuk kegiatan pendukung yang dihargai sebanyak 18 jam.
d. Kegiatan evalusai pelaksanaan layanan dalam bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, bimbingan karir serta semua jenis layanan termasuk kegiatan pendukung yang dihargai sebanyak 6 jam.
e. Menyelengarakan bimbingan terhadap siswa, baik yang bersifat preventif, perservatif maupun yang bersisifat korektif atau kuratif.
f. Sebagaimana guru mata pelajaran, guru pembimbing atau konselor yang membimbing 150 orang siswa dihargai sebanyak 18 jam, sebaliknya dihargai sebagai bonus
2. Perilaku Agresif
Istilah agresi sering kali disama artikan dengan agresif. Agresif adalah kata sifat dari agresi. Istilah agresif sering kali digunakan secara luas untuk menerangkan sejumlah besar tingkah laku yang dimiliki dasar motivasional yang berbeda-beda dan sama sekali tidak mempresentasikan agresif atau tidak dapat disebut agresif dalam pengertian yang sesungguhnya. Agresif menurut Baron (dalam Kulsum, 2014:241) adalah “Tingkah laku
yang dijalankan oleh individu dengan tujuan melukai atau mencelakakan individu lain”
Istilah agresi sering kali disama artikan dengan agresif. Agresif adalah kata sifat dari agresi. Istilah agresif sering kali digunakan secara luas untuk menerangkan sejumlah besar tingkah laku yang dimiliki dasar motivasional yang berbeda-beda dan sama sekali tidak mempresentasikan agresif atau tidak dapat disebut agresif dalam pengertian yang sesungguhnya. Agresif menurut Baron (dalam Kulsum, 2014:241) adalah “Tingkah laku
yang dijalankan oleh individu dengan tujuan melukai atau mencelakakan individu lain”
Penjelasan-penjelasan
pengertian perilaku
agresif yang telah diuraikan oleh beberapa ahli
tersebut pada akhirnya dapat
memberikan pemahaman tersendiri, yakni
perilaku agresif adalah suatu tindakan
sengaja dengan maksud menyerang
yang dapat menyakiti
seseorang baik itu fisik maupun mental.
seseorang baik itu fisik maupun mental.
Perilaku agresif pada remaja terjadi karena banyak faktor yang menyebabkan, mempengaruhi, atau memperbesar peluang munculnya, seperti faktor biologis, temperamen yang sulit, pengaruh pergaulan yang negatif, penggunaan narkoba, pengaruh tayangan
kekerasan, dan lain sebagainya.
kekerasan, dan lain sebagainya.
Selanjutnya, Bandura (dalam Feist, 2008:226) menyatakan bahwa : “Perilaku agresif didapatkan melalui observasi dari orang lain, pengalaman langsung dengan penguatan negatif dan positif, latihan atau instruksi dan keyakinan yang abstrak”. Dampak dan pengaruh yang paling sering terjadi dari perilaku agresif peserta didik adalah sulitnya untuk
bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya karena cenderung dijauhi atau dikucilkan oleh teman-temannya sehingga proses perkembangannya terganggu dan ditakutkan akan semakin bersikap agresif, terganggunya proses belajar mengajar peserta didik sehingga
ia kurang optimal dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh guru disekolah.
bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya karena cenderung dijauhi atau dikucilkan oleh teman-temannya sehingga proses perkembangannya terganggu dan ditakutkan akan semakin bersikap agresif, terganggunya proses belajar mengajar peserta didik sehingga
ia kurang optimal dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh guru disekolah.
3. Mengatasi Perilaku Agresif
Menurut Koeswara (dalamKulsum, 2014:278), cara atau teknik sebagai langkah konkret yang dapat diambil untuk mencegah kemunculan atau berkembangnya tingkah laku agresif
adalah sebagai berikut:
a. Penanaman moral merupakan langkah yang paling tepat untuk mencegah kemunculan tingkah laku agresi.
b. Pengembangan tingkah laku nonagresi. Untuk mencegah berkembangnya tingkah laku
agresi, yang perlu dilakukan adalah mengembangkan nilai-nilai yang mendukung perkembangan tingkah laku nonagresi, dan menghapus atau setidaknya mengurangi nilainilai yang mendorong perkembangan tingkah laku agresi.
c. Pengembangan kemampuan memberikan empati. Pencegahan tingkah laku agresi bisa dan perlu menyertakan pengembangan kemampuan mencintai pada individu-individu.
Menurut Koeswara (dalamKulsum, 2014:278), cara atau teknik sebagai langkah konkret yang dapat diambil untuk mencegah kemunculan atau berkembangnya tingkah laku agresif
adalah sebagai berikut:
a. Penanaman moral merupakan langkah yang paling tepat untuk mencegah kemunculan tingkah laku agresi.
b. Pengembangan tingkah laku nonagresi. Untuk mencegah berkembangnya tingkah laku
agresi, yang perlu dilakukan adalah mengembangkan nilai-nilai yang mendukung perkembangan tingkah laku nonagresi, dan menghapus atau setidaknya mengurangi nilainilai yang mendorong perkembangan tingkah laku agresi.
c. Pengembangan kemampuan memberikan empati. Pencegahan tingkah laku agresi bisa dan perlu menyertakan pengembangan kemampuan mencintai pada individu-individu.
Jika orang
tersebut percaya bahwa mereka mampu
mengendalikan hidup untuk tidak
berperilaku agresif maka dinamakan
internal locus of control. Sesuai dengan
pendapat yang
dikemukakan oleh Rotter (dalam Hadi, 2012:88) menyatakan bahwa : “Orangorang dengan internal locus of control percaya bahwa mereka bertanggung jawab atas hasil-hasil dalam hidup mereka dan tidak ada yang bisa menahan mereka selain diri mereka sendiri”
dikemukakan oleh Rotter (dalam Hadi, 2012:88) menyatakan bahwa : “Orangorang dengan internal locus of control percaya bahwa mereka bertanggung jawab atas hasil-hasil dalam hidup mereka dan tidak ada yang bisa menahan mereka selain diri mereka sendiri”
Pada
jurnal tersebut, menggunakan metode penelitian dengan pendekatan
kualitatif dengan metode studi kasus
yang juga memiliki kesesuaian
dengan fokus penelitian yang pada
hakikatnya mencari tahuperan guru BK dalam melaksanakan layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan
penyesuaian diri siswa. Untuk memperoleh data yang obyektif dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah diperlukan metode, yang mampu mengungkapkan data seperti melalui observasi,wawancara, dokumentasi,
dan sebagainya.
Analisis data dalam penelitian ini, dilakukan
pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan
data dalam periode tertentu. Analisis data dalam penelitian ini
meliputi reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Pengecekan keabsahan data dalam penelitian
ini, dilakukan dengan cara Kredibilitas, Transferabilities,
Dependabilitas, dan Konfirmabilitas.
Dependabilitas, dan Konfirmabilitas.
Perilaku
agresif yang ditunjukkan peserta didik
adalah biasanya dalam bentuk
perilaku agresif verbal dan fisik. Dalam bentuk
perilaku agresif verbal, biasanya
peserta didik menunjukkannya dengan
menganggap dirinya lah yang paling benar, melontarkan kata-kata yang tidak baik
untuk mempertahankan kelemahannya,
menyindir teman dengan tujuan untuk
menyakiti hati dan perasaan orang lain,
membentak dan memarahi orang lain
didepan orang banyak sehingga
tidak jarang membuat orang lain tersinggung,
sedangkan untuk perilaku
agresif fisik ditunjukkan dengan menggangu teman yang sedang mengerjakan tugas, melakukan tindakan fisik seperti mencubit, memukul, mendorong, dan menarik-narik baju teman, terlibat perkelahian, serta melampiaskan rasa marah dengan memukul meja atau fasilitas kelas.
agresif fisik ditunjukkan dengan menggangu teman yang sedang mengerjakan tugas, melakukan tindakan fisik seperti mencubit, memukul, mendorong, dan menarik-narik baju teman, terlibat perkelahian, serta melampiaskan rasa marah dengan memukul meja atau fasilitas kelas.
Selanjutnya, karena kurangnya pengawasan, perhatian dan kasih sayang dari orang tua sehingga anak cenderung merasa ia
dapat melakukan apapun yang ia inginkan
tanpa merasa takut ditegur dan dimarahi.
Ada beberapa peserta didik yang tidak
tinggal bersama orang tuanya dan bahkan
ada yang bercerai. Keadaan ini lah yang memicu peserta didik berperilaku memberontak dan berbuat seenaknya karena merasa tidak diperhatikan dan di awasi secara penuh oleh orang tua.
Pada
jurnal tersebut disimpulkan bahwa, Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan, diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Penyebab dari perilaku agresif peserta sebagian besar karena karakter peserta didik yang keras dan cenderung mengangap bahwa perilaku yang mereka lakukan adalah sebuah kewajaran, mereka cenderung menganggap bahwa apa yang mereka lakukan hanya lah bentuk candaan yang tidak akan menyakiti perasaan dan fisik orang lain tanpa merpertimbangkan akibat dari perbuatan tersebut.
2. Peran guru Bimbingan dan Konseling dalam menurunkan perilaku agresif peserta didik cukup baik yaitu dengan memberikan konseling. Peserta didik yang menunjukkan perilaku kecenderungan perilaku agresif di panggil ke ruang BK, diberikan pengarahan dan nasehat agar dapat mengubah perilakunya tersebut, kemudian guru Bimbingan dan Konseling memberikan penjelasan bahwa perilaku yang peserta didik lakukan dapat menyakiti dan
merugikan orang lain maupun dirinya sendiri.
pembahasan, diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Penyebab dari perilaku agresif peserta sebagian besar karena karakter peserta didik yang keras dan cenderung mengangap bahwa perilaku yang mereka lakukan adalah sebuah kewajaran, mereka cenderung menganggap bahwa apa yang mereka lakukan hanya lah bentuk candaan yang tidak akan menyakiti perasaan dan fisik orang lain tanpa merpertimbangkan akibat dari perbuatan tersebut.
2. Peran guru Bimbingan dan Konseling dalam menurunkan perilaku agresif peserta didik cukup baik yaitu dengan memberikan konseling. Peserta didik yang menunjukkan perilaku kecenderungan perilaku agresif di panggil ke ruang BK, diberikan pengarahan dan nasehat agar dapat mengubah perilakunya tersebut, kemudian guru Bimbingan dan Konseling memberikan penjelasan bahwa perilaku yang peserta didik lakukan dapat menyakiti dan
merugikan orang lain maupun dirinya sendiri.
BAB III
PEMBAHASAN
A.Relevansi
jurnal dengan topik Bimbingan Konseling
Pada jurnal tersebut membahas mengenai cara mengatasi
prilaku agresif pada anak. Perikau agresif sendiri dapat diartikan sebagai adalah suatu tindakan sengaja dengan maksud menyerang yang dapat menyakiti seseorang baik itu fisik maupun mental.
Dilihat dari segi peran bimbingna konseling ittu sendiri adalah terkait dengan
pengembangan diri siswa yang sesuai dengan kebutuhan, potensi bakat, minat
dan kepribadian siswa disekolah. Selain itu bimbingan dan konseling terhadap siswa juga bertujuan sebagai salah satu wadah yang tepat untuk menyelesaikan permsalahan yang ada pada seorang siswa. Perilaku agresif yang dilakukan oleh sebagian siswa juga merupkan suatu masalah yang besar. Perlaku agresif tersebut tidak hanya berdampak pada dirinya saja melainkan juga berdampak pada orang orang disekitarnya (teman teman nya). Dampak dari hal tersebutlah yang seharusnya ditangani oleh guru bimbingan konseling.
pengembangan diri siswa yang sesuai dengan kebutuhan, potensi bakat, minat
dan kepribadian siswa disekolah. Selain itu bimbingan dan konseling terhadap siswa juga bertujuan sebagai salah satu wadah yang tepat untuk menyelesaikan permsalahan yang ada pada seorang siswa. Perilaku agresif yang dilakukan oleh sebagian siswa juga merupkan suatu masalah yang besar. Perlaku agresif tersebut tidak hanya berdampak pada dirinya saja melainkan juga berdampak pada orang orang disekitarnya (teman teman nya). Dampak dari hal tersebutlah yang seharusnya ditangani oleh guru bimbingan konseling.
Jadi
relevansi antara jurnal dengan bimbingan konseling sangat jelas karena perilaku
agresif pada siswa tersebut juga merupakan suatu permasalahan yang diperlukan
nya juga campur tangan pihak bimbingan dan konseling untuk memberikan arahan
yang terbaik kepada siswa tersebut.
B.Pokok pokok pembahasan pada jurnal
Pada
jurnal tersebut juga dibahas mengenai cara penanganan siswa yang terlalu
agresif disekolah. Berikut pokok pokok pembahasan bagaimana cara yang dapat
dilakukan untuk mengurangi perilaku agresif pada anak. Salah satu nya yaitu
dengan Penanaman moral merupakan yang merupakan langkah yang paling tepat untuk mencegah kemunculan tingkah laku agresi. Selain
itu untuk pengembangan tingkah laku
nonagresi. Untuk mencegah berkembangnya tingkah laku agresi, yang perlu dilakukan adalah mengembangkan nilai-nilai yang mendukung perkembangan tingkah laku nonagresi, dan menghapus atau setidaknya mengurangi nilainilai yang mendorong perkembangan tingkah laku agresi. Dan yang yang terakhir yaitu pengembangan kemampuan memberikan empati. Pencegahantingkah laku agresi bisa dan perlu menyertakan pengembangan kemampuan mencintai pada individu-individu.
nonagresi. Untuk mencegah berkembangnya tingkah laku agresi, yang perlu dilakukan adalah mengembangkan nilai-nilai yang mendukung perkembangan tingkah laku nonagresi, dan menghapus atau setidaknya mengurangi nilainilai yang mendorong perkembangan tingkah laku agresi. Dan yang yang terakhir yaitu pengembangan kemampuan memberikan empati. Pencegahantingkah laku agresi bisa dan perlu menyertakan pengembangan kemampuan mencintai pada individu-individu.
C.Kerangka
pikir pada jurnal
Pada jurnal tersebut kerangka pikir
yang digunakan yaitu bagaiman cara yang terbaik yang dapat dilakukan agar
perilaku agresif pada anak tersebut tidak dapat mengganggu anak anak yang lain
sehingga diperlukan beberapa metode yang dilakukan salah satu nya metode yang
dilakuan pada penelitian pada jurnal yang dijadikan direview ini. Beberapa
pendekatan dan cara dilakukan untuk mengatasi periaku agresif yang berlebih
pada siswa tersebut. Hal tersebut bertujuan agar teroptimalisasinya proses
beljar dan mengajar disekolah tanpa adanya ketidaknyaman oleh siswa tersebut.
BAB
IV
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan jurnal yang dijadikan bahan review
ini dapat disimpulkan bahwa perilaku agresif pada siswa adalah salah satu
permasalahn yang harus ditangani oleh pihak bimbingan dan konseling. Periaku
agresif yang berlebih pada anak, dapat mengakibatan hal hal yang tidak
diinginkan. Seperti yang diketahui apabila seorang anka telah bersikap diluar
kontrol dirinya tentu saja itu akan mengganggu orang orang disekitarnya untuk
itu perlaku agresif yang berlebih ini perlu ditindaklanjuti.
Beberapa tindakan seperti
penanaman moral pada anak, pengembangan tingkah lakuserta pengembangan
kemampuan pada anak tersebut dapat menjadi suatu cara efektif dalam
menyelesaikan permasalahan perilaku agresif pada anak ini. Serta, beberapa
pendekatan yang telah dilakukan juga merupakan salah satu jalan keluar yang
bisa dijadikan alternatif penyelesaian permasalahan tersebut. Karena pada
dasarnya perilaku agresif tersebut diperoleh oleh seorang anak dikarenakan
beberapa faktor yang memungkinkan terjadinya hal tersebut. Salah satu faktor
yang paling bersar adalah kurangnya perhatian terhadapa anak tersebut sehingga
menjadikan si anak over agresive dalam tingkah laku nya sehari hari. Hal itu
dengan tujauan untuk mendapatkan respon lebih terhadap dirinya. Untuk itu
dengan adanya bimbingan dan konseling agar menjadi suatu wadah yang tepat untuk
menjadi sarana penampung permasalah perilaku agresif tersebut.
Saran
Berdasarkan
jurnal yang telah direview dalam segi keseluruhan isi jurnal sangat bagus dan
sangat relevan dengan topik bimbingan dan konseling karena membahas mengenai
perilaku agresif anak disekolah. Perilaku agresif tersebut juga merupakan salah
sat permasalahan yang dapat ditangani oleh pihak bimbingan dan konseling
disekolah.
Sebagai saran untuk memperbaiki jurnal kedepannya
sebaiknya diberikan himpunan data yang mencolok terhadap penelitian tersebut.
Contohnya dengan menggunakan diagram atau tabel yang jelas terhadap sample yang
diteliti serta memperlihatkan berapa persen persentase keberhasilan penggunaan
metode tersebut dalam mengatasi perilaku agresif pada anak. Itu bertujuan agar
penelitian yang diakukan dapat dilihat keberhasilannya secara lebih jelas.
Aapakah metode yang dilakukan berhasil atau tidaknya. Tetapi secara keseluruhan
jurnal tersebut sangan bagus dan sangat relevan dengan topik bimbingan dan
konseling disekolah.
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment